Bagi perusahaan besar
yang telah mempunyai sistem yang tertata dengan baik, tentu ada aturan dan mekanisme
yang mengatur pegawainya dalam bekerja. Pegawai yang baik tentu akan memperoleh
promosi sebagai reward-nya. Sebaliknya,
bagi mereka yang berkinerja buruk alias tidak perform tentu akan di demosi sebagai hukumannya. Syukur-syukur kalau masih bisa dibina,
ya cukup di mutasi saja.
Mutasi adalah hal
yang wajar, tidak perlu ditakutkan ataupun di-lebay-lebay-kan. Tidak selamanya kita akan berada dalam suatu
tempat dan posisi. Cepat atau lambat pasti kita akan dipindah. Bahkan dalam dunia
militer, biasa dikenal dengan istilah “tour
of duty dan tour of area” atau
perpindahan tempat/lokasi dan posisi/jabatan seseorang dalam ketentaraan. Mutasi
itu sendiri saya maknai sebagai perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Atau bisa pula dimaknai perpindahan dari satu jenis pekerjaan ke jenis yang
lain. Idealnya, mutasi ini dimaksudkan sebagai ‘pembinaan’ kepada pegawai, dan
bukannya pembinasaan karier si pegawai.
Nah, ada beberapa hal
yang menyebabkan seseorang dimutasi atau di pindah. Biasanya alasan yang
dipakai oleh HR Manager adalah karena kebutuhan organisasi, dimana tempat/unit
yang baru membutuhkan tenaga muda yang potensial, atau bantuan tenaga baru yang
masih fresh, yang menguasai suatu
bidang. Mutasi dengan alasan seperti ini tentu mempunyai nilai yang positif
bagi jalannya roda organisasi. Penempatan pegawai sesuai dengan keahliannya. The right man in the right job.
Ironisnya, tidak
semua per-mutasi-an dilakukan karena kebutuhan organisasi ataupun dalam rangka
pembinaan pegawai. Ada mutasi yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya
lantaran Si Bos menilai bahwa pegawai tersebut membahayakan kedudukan pimpinan.
Ketimbang ia berulah macam-macam, ya
dimutasikan saja, beres! Mutasi model inilah yang kental dengan aroma like and dislike, bukan karena performa atau konduite dari pegawai yang terkena mutasi.
Selain itu, mutasi
terjadi lantaran kehadiran pegawai tersebut tidak diingini oleh sebagian besar
pegawai lainnya. Biasanya, ia dibuang lantaran diangap sebagai orang yang tak ‘disukai’
ditempat lama. Sengaja saya beri tanda kutip karena ada banyak faktor yang
menyebabkan pegawai tersebut tidak disukai. Tidak disukai karena susah diajak
untuk ‘berkolusi’ dalam suatu kegiatan/proyek. Ia typical pegawai yang taat asas dan aturan. Nah, pegawai model
begini kebanyakan tidak disukai oleh rekan-rekan lainnya yang suka nyerempet-nyerempet. Ia terlalu ‘lurus’,
tidak cocok bila di tempatkan di lingkungan yang ‘basah’ yang biasa dengan hal-hal
yang sedikit-sedikit ‘melenceng’. Ketimbang
jadi kerikil dalam sepatu, makanya ia terkena mutasi.
Bagi pegawai yang
terkena mutasi tentu ada perasaan kecewa. Wajar, lha wong lagi kerja enak-enak dipindahin. Namun ada pula yang
merasa senang, tergantung sudat pandangnya terhadap mutasi itu sendiri. Ada pegawai
yang memaknai mutasi sebagai musibah. Dikatakan musibah lantaran mutasi itu
menyebabkan ia kehilangan ‘kenyamanan’ di tempat lamanya. Kenyamanan-kenyamanan
itu diantaranya:
Nyaman tempatnya, karena
dekat dengan rumah atau dekat dengan tempat-tempat strategis.
Nyaman orang-orangnya,
artinya ditempat lama orangnya asik asik
alias friendly.
Nyaman pendapatannya,
dimana uang di peroleh dengan gampang karena tempatnya ‘basah’.
Nah, ada pula yang
justru berbahagia terkena mutasi. Baginya, mutasi dimaknai sebagai sebuah anugerah
lantaran kepindahannya itu tentu akan membuat suasana
baru yang akan ia dapatkan ketimbang di tempat lama yang tak nyaman, dan
tentunya sudah jenuh.
Selama berkarir sebagai
pegawai pemerintah --dalam kurun waktu tujuh tahun ini-- telah lima kali saya
mengalami mutasi. Boleh dibilang rata-rata sekitar 1,5 tahun berada di satu tempat
untuk kemudian dipindah ke tempat lain. Macam-macam alasan saya dimutasi. Kesal dan
marah? Tentu saja! Namun, usahlah itu
saya ungkit, biarlah menjadi cerita untuk anak cucuku kelak. Ketimbang
menyesalinya, justru saya memaknai mutasi itu sebagai penambah teman di tempat
baru dan terlepas dari kejenuhan rute bermotor saat pulang pergi dari/ke kantor
yang lama, hehe.. So, mari hadapi
mutasi dengan happy.
Sumber foto:
https://www.123rf.com/clipart-vector/job_placement.html?mediapopup=60186979
Tidak ada komentar:
Posting Komentar