Kamis, 15 Agustus 2024

Cililitan, Bali, Lombok, Labuan Bajo (2)

Senin, 17 Juni 2024. Idul Adha tiba. Selepas sholat di Masjid Sanur, kami langsung cus menuju ke Pelabuhan Penyeberangan Padangbai. Dari Sanur, mobil saya bawa kebut. Saya targetkan sebelum jam 09 mobil harus sampai di Padangbai, karena waktu penyeberangan terdekat ada di jam 09.00. Untungnya lalu lintas ruas By Pass Ngurah Rai tidak terlalu padat. Sebelum nyebrang kami sempatkan sarapan di Warung Makan Jawa, sebelah kantung parkiran mobil yang menyebrang ke Nusa Penida, di Pelabuhan Padangbai.

Pl. Padangbai, Bali
Jam 10 mobil masuk lambung kapal. Jam 11.00 lepas jangkar menuju ke Lembar Lombok. 4 jam kemudian Kapal memasuki Pelabuhan Lembar. Keluar dari lambung kapal, saya arahkan kemudi ke kantor perwakilan DLU untuk membeli tiket kapal penyeberangan ke Labuan Bajo. Tadinya kami dapat informasi kapal akan sandar jam 20.00. Namun pas kami tiba, ada perubahan jadwal. Kapal Dharma Rucitra 8, akan sandar keesokan harinya, Selasa, 18 Juni jam 08.00 pagi. Oleh petugas, kami diharuskan sudah masuk ke Pelabuhan Gili Mas pada pukul 06.00

Setelah urusan tiket beres, karena dari siang belum makan, maka kami ke Kota Mataram untuk cari rumah makan ayam taliwang. Sialnya, hari ini pas dengan libur Idul Adha, banyak rumah makan yang tutup. Beruntung di hook perempatan Jalan Pejanggik dan Jalan Rajawali, ada rumah makan yang buka. Tampilannya lumayan. Wah kayaknya enak nih. Namanya Warung Taliwang Pak Mat. Kami pesan ikan bakar plus ayam taliwang yang sengaja kami minta di bungkus untuk persiapan makan malam dan sarapan pagi.

Selasa, 18 Juli, selepas subuh kami packing dan bersiap menuju ke Pelabuhan Gili Mas. Sepanjang perjalanan kami dimanjakan dengan siluet sunrise yang menyembul di balik bukit menerangi hamparan Pantai di sepanjang jalur Sekotong Lembar. Sungguh indah di nikmati. Tiba di Pelabuhan sekitar jam 07, kami check in. Selagi istri ngurus chech in, saya beli sarapan di tukang nasi yang jualannya di atas motor. Nasinya dibungkus oleh daun pisang. Masakannya asli Lombok, sungguh enak. Sebungkus daun pisang dihargai 10 ribu, dengan isi suiran ayam, sambal dan tumisan, ada juga tempe orek. Penjualnya orang Lombok.

Pl. Gilimas
Kami menunggu proses bongkar muat plus pengisian bahan bakar untuk kapal. Kapalnya besar dan baru. Namanya Dharma Rucitra VIII. Sekitar jam 09 barulah kami diizinkan masuk ke lambung kapal. Oh ya, selagi beli tiket kemarin, kami tidak dapat kamar atau cabin di kapal, melainkan hanya dapat tiket lesehan saja (ekonomi berdiri). Nah, barulah saat masuk ke kapal saya mencari ruang informasi untuk minta di upgrade ke kelas single cabin. Alhamdulillah kami dapat single cabin. Cocok untuk kami berlima. Selama di kapal kami dapat jatah 2 kali makan, siang dan malam.

Sekitar jam 11-an kapal lepas jangkar menuju ke Pelabuhan Labuan Bajo, NTT. Perjalanan diperkirakan 18 jam-an. Kapal menyusuri sisi barat pulau Lombok menuju arah utara lalu berbelok ke kanan menyisiri pulau Lombok sebelah utara, dan terus berlayar ke arah timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar