Liburan pertengahan tahun ini terasa lain ketimbang liburan akhir tahun yang biasanya kami jalani. Kalau biasanya liburan jalan darat hanya sekitaran Jawa, dan (paling jauh) Bali. Kali ini beda. Kami ke Labuan Bajo!
Awalnya gak
tau pengen liburan ke mana. Rencananya seh mo ke Lombok aja, pengen coba jalan
darat. Namun, ketika iseng-iseng nanya ke Razijed pengen liburan kemana? Dengan
sedikit becanda dia jawab pengen ke Labuan Bajo. Whattttt…?? Labuan Bajo (LB) kan
jauh, Mas, harus naik pesawat, dan ini peak season, musimnya orang liburan
sekolah. Butuh dana berapa buat pesawat PP 5 orang? Kami mikir, hening sesaat.
Keinginan ke Labuan Bajo tidak kami tolak namun tidak kami iyakan juga.. Kami
masih pikir-pikir. “Boleh juga tuh Mah, kita ke LB,” candaku pada istri. Why
not. Lalu proses cari info dan literasi pun kami mulai. Kalau ke Lombok aja
bisa, kenapa Labuan Bajo tidak di coba? Kan tinggal 2 kali nyebrang tuh.
Ok, tekad kami bulatkan. Liburan ini harus ke LB. Pencarian dan tontonan liputan di Youtube tentang Flores pun gencar kami lakukan. Hampir saban malam saya dan istri pegang hape, nonton tayangan youtuber yang sudah pernah ke sana.
Setelah
hitung-hitung durasi dan lama perjalanan, akhirnya diputuskan untuk berangkat
di hari Sabtu, 15 Juni 2024, pas ketika kami sekeluarga puasa hari tarwiyah di
bulan Zulhijjah. Saya mengambil cuti 8 hari. Karena Senin (lebaran haji) dan
Selasa (cuti Bersama) tanggal mereh, walhasil total waktu libur yang saya
dapatkan adalah 16 hari.
Perjalanan
kami mulai tepat jam 07.00, setelah sebelumnya mengisi full bahan bakar dan
mengecek tekanan angin pada ban, di SPBU Pertamina, Cililitan.
Perjalanan
lancar jaya, kami hanya singgah sebentar untuk pipis di KM 170-an sebelum masuk
Cirebon. Setelah itu bablas hingga KM 400 an. Meski kami sekeluarga berpuasa,
perjalanan berat dan letih tak terasa. Ngantuk pun, yang biasanya menyerang di
pertengahan jalan, lenyap adanya. Kami sempat isi bahan bakar di KM 500 sekian,
setelah Solo.
Tadinya,
kami berencana bermalam dan buka puasa di Surabaya, namun karena pertimbangan
jarak dan waktu yang kurang pas, akhirnya saya suruh istri untuk cari-cari
penginapan di sekitar Probolinggo. Setelah buka puasa di Hokben, -di Rest Area KM
750-an arah ke Tol Malang, setelah tol dalam kota Surabaya- kami lanjut. Saya arahkan
istri ‘tuk mencari penginapan di sekitar exit tol Transjawa. Setelah meliat-liat
map di Google, akhirnya kami putuskan untuk bermalam di Kota Kraksaan
Probolinggo. Penginapan yang kami tuju adalah di Hotel Alliya Syariah, Jl.
Mayjen Sutoyo. Hotelnya dekat dengan jalan Trans Deandels, bersih dan tenang.
Kami tiba sekitar pukul 21.00.
Tepat jam
09.00 kami beli tiket di kios penjualan online yang banyak dijumpai di sisi
jalan arah masuk Pelabuhan penyeberangan Ketapang. Tanpa menunggu lama, mobil
kami langsung masuk lambung kapal dan penyeberangan Jawa Bali pun dimulai.
Sebenarnya jarak Jawa Bali sangat dekat, namun karena kapal menunggu antrian
untuk sandar, maka kurang lebih 2 jam baru ban mobil kami menyentuh pulau
dewata. Jam 12 WITA kami tiba, langsung saya arahkan mobil ke jalur Gilimanuk
Denpasar.
Kami
sempatkan untuk sholat jamak takdim sebelum masuk kota Tabanan. Sekira
jam 16.00 kami cek in hotel. Lokasinya ada dekat perempatan Sanur. Kami pilih
hotel Sanur Agung ini karena dekat dengan lokasi masjid Al-Ihsan yang akan kami
sholati keesokan harinya. Di Bali kami hanya numpang tidur semalam. Rencananya,
selepas sholat Ied langsung cau menuju Padangbai. Alhamdulillah puasa
Arafah sukses kami jalani. Pas Maghrib tiba, kami berbuka puasa di Bebek Dower Gilimanuk
yang buka cabang di dekat Sanur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar