Minggu, 19 November 2017

Budaya Tip

Beberapa jam sebelum berangkat ke USA, pihak Kedubes USA mengundang kami untuk mengikuti pertemuan singkat atau semacam pre departure briefing. Ini semacam pembekalan singkat dan arahan atau petunjuk apa-apa saja yang harus/tidak boleh dikerjakan di sana. Dalam briefing pre departure ini juga diterangkan sedikit tentang adat istiadat, kebiasaan dan budaya Amerika yang tentunya berbeda dengan Indonesia. Salah satunya adalah pemberian tip.

Di Amerika berlaku budaya tip atau persenan. Boleh dibilang Tip adalah sunnah muakkadah atau sesusatu yang sangat dianjurkan dan diapresiasi. Jika ‘dilanggar’, meski tidak ada sanksi hukum namun tentu kurang bijak bila kita mengabaikannya. Lantaran ini sudah semacam budaya, tentu dimana bumi dipijak, disitu langit di junjung. Tip ini yang berupa pemberian ‘uang receh’ ini tentu semacam apresisasi dan penghargaan kita kepada seseorang yang telah melayani dan membantu kita. Bagiku tip tak masalah, toh hitung-hitung berderma kepada sesama, hehe..

Karena tip diberikan bila kita dalam posisi dilayani, maka biasanya kita harus menyiapkan uang kecil bila kita berada di hotel, di restoran atau saat naik taksi. Di hotel, misalnya saat cek in dimana kita membawa koper banyak dan bell boy/room membantu kita mengangkat dan membawakan koper-koper itu ke kamar, tentu kita harus memberikan tip. Berapa? Kisarannya adalah 1 koper seharga 1 dollar. Jadi kalo kita rasa mererka membantu kita dengan sangat baik dan koper-koper itu berat, tentu tak ada salahnya memberikan minimal 2 hingga 5 dollar sebagai tip. Lalu dimana tip

Nah, bila kita berada di restorant atu rumah makan, dan sistem pelayanannya bukan self service atau semacam restoran cepat saji, dimana biasanya waitress atau pelayan akan melayani kita, seperti dituangkan minum, dihidangkan makanan (pembuka/penutup), maka begitu kita membayar bill tagihan makan, tentu kita harus menyisihkan sekitar 10 persen dari tagihan itu untuk tip kepada pelayan. Jadi bila tagihan makan kita 50 dollar, maka tip ke mereka sekitar 5 dollar. Namun adapula rumah makan yang telah mencantumkan item tiup kedalam lembar tagihan makan kita, jadi kita langsung membayar seharga tagihan itu. Oh ya, lantaran restoran cepat saji (self service) tidak ada pelayannya, maka kita harus membereskan perangkat makan kita setelah kita selesai bersantap. Ada tempat khusus untuk meletakan nampan, piring dan gelas ke dalam wadah khusus. Kecuali nampan, semua piring, sendok, dan gelas berbahan plastik dan langsung dibuang ke tempat sampah khusus.

Selain di hotel dan rumah makan, tip juga diberikan kepada supir taksi. Sama seperti di Jakarta, kadang kita membulatkan tagihan argo taksi dan memberikan kelebihannya pada si supir. Dari Bandara ke Kemang, misalnya, rata-rata tagihan argo taksi sekitar 125 ribu rupiah. Biasanya supir taksi –entah disengaja atau tidak- jarang mempunyai unga kembalian. Nah, disinilah kearifan kita. Kita harus tahu bahwa sebenarnya si supir juga mengharapkan agar uang kembalian itu tidak diminta oleh penumpang. Biasanya aku menyerahkan 2 lembar uang pecahan, yakni 100 ribu dan 50 ribu. Argo taksi itu aku bulatkan menjadi 150 ribu. Sisa yang 25 ribu itu aku ‘sedekahkan’ sebagai tip kepada supir taksi. Nah, bila kita bertaksi di USA, sesaat hendak turun dari taksi, kita harus menyiapkan sekitar 10 persen dari argo yang tertera. Jadi bila argo taksi kita menunjuk angka sekitar 20 dollar, misalnya, maka tip supir sekitar 2 dollar. Itulah ‘rule’nya.


Lalu, untuk menghemat pengeluaran tip ini. kadang aku menyiasatinya dengan meminimalkan seoptimal mungkin jasa pelayanan yang kuperoleh. Prinsipku, selagi bisa kulakukan sendiri, maka aku tak ingin meminta bantuan bell room untuk mengangkat koper-ku yang cuma dua, misalnya. Untuk pelayanan kamar hotel pun aku berhemat. Aku akan selalu menggantungkan tanda “Don’t Disturb!” di pintu kamar hotel, sebelum meninggalkan kamar untuk aktivitas keluar kamar. Tentu tujuannya agar kamarku tidak perlu dibersihkan tiap harinya. Bila aku tak menggantungkan tanda itu, maka pasti kamarku dibersihkan, dan akibatnya adalah ada kewajiban moral untuk menyelipkan 1 atau 2 dollar di bantal kamar sebagai tip untuk petugas pembersih kamar. Lalu kapan aku ngasih tip ke meraka? Biasanya aku akan memberikan tip saat cek out di hari terakhir aku menginap. Ketika check out itu, kuselipkan saja sisa-sisa koin dan dollar yang kupunya dan kutuliskan disecarik kertas. TIP FOR YOU! Jadi beruntung sekali petugas yang kedapatan membersihkan kamarku saat aku cek out, hehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar