Begitu
sampai di kamar hotel, dari brosur yang kudapat, pasti akan tertera peringatan
dan ketentuan selama kami berada di daerah itu, seperti larangan untuk keluar
kamar bila terjadi badai atau hujan salju, juga aturan dan etiket tak tertulis
yang sebaiknya dilakukan/tidak. Nah,
diantara peringatan itu adalah agar kami tidak lupa untuk minum air putih sebanyak mungkin selama berada di Amerika. Tadinya aku
agak mengabaikan peringatan itu. Bagiku, ngapain
pula banyak minum di saat cuaca dingin sekarang ini. Ya suhu rata-rata saat ku tiba di Washington DC sekitar 5 hingga 10 derajat
Celcius, cukup dingin untuk ukuran Indonesia. Dalam logika sederhanaku,
bukankah kalau banyak minum akan sering buang air kecil. Sudah dingin, harus
sering ke toilet pula, wah no way, begitulah yang ada dibenakku.
Namun,
Ketika mendarat di Amerika, penghubung kami sudah wanti-wanti agar kami
banyak-banyak minum. Menurut mereka yang sudah tahunan berada di Amerika, meskipun udara di luar terasa dingin menusuk tulang,
namun kita harus dan diwajibkan minum air sebanyak mungkin agar tak dehidrasi. Wow, kok bisa? batinku. Pendamping
kami menerangkan bahwa meski cuaca diluar terasa dingin, namun itu adalah
dingin (dalam keadaan) kering, yang membuat lidah menjadi kering, rawan
dehidrasi. Dan di cuaca dingin kering di musim semi itulah kita dianjurkan untuk banyak meminum air putih. Disamping itu, baru aku
tahu kemudian bahwa dari literature yang kubaca, salah satu gejala jetlag
adalah insomnia dan dehidrasi. Nah, untuk mengatasi itu kita disarankan minum
air putih sebanyak-banyaknya. Oalah, ternyata aku sekarang mengalami jetleg,
pantesan kok begitu tiba lalu dua tiga hari setelahnya, lidah dan tenggorokan
ini rasanya kering. Jadilah, karena lidah terasa kering inilah selama di
Amerika aku minum air putih lebih banyak ketimbang saat berada di cuaca panas
di Jakarta.
Air (untuk) minum bukanlah
sesuatu yang sulit dijumpai di Amerika. Banyak tersedia keran-keran air yang
bisa langsung diminum. Di DC misalnya, di beberapa areal publik seperti di
taman, di kawasan Monument Hall misalnya, banyak tersedia keran untuk diminum.
Lokasinya biasanya menyatu atau dekat dengan toilet. Di bandara pun ditiap pojokan pasti terdapat air keran untuk di
mimun, begitupun di gedung-gedung
pertemuan. Singkatnya, selama di Amerika air minum tak sulit tuk di dapatkan. Jadi, kalau kerongkongan terasa kering, maka segeralah
mencari kran air. Bila kita tak membawa wadah atau botol, cukup miringkan
kepala kita ke arah kran. Caranya pun gampang, cukup dengan memutar putaran
yang adanya di bawah, dan membuka mulut, maka air dingin segar pun akan memancar
air. Segar terasa di lidah.
Dalam penjelasannya, pendamping
kami juga menambahkan bahwa selama kita berada di Negara Paman Sam ini nyaris hampir semua air yang tersedia di kran-kran hotel
dapat di minum. Jadi sebelum keluar untuk beraktivitas pada hari itu, aku disarankan untuk memenuhi botol minum dengan air. Ya, jaga-jaga bila di suatu
tempat tidak ada keran air. Disamping itu untuk
apa pula membeli air putih di Mart atau Toserba bila air di kran kamar hotel dapat langsung diminum.
Praktis
selama aku berada di Amerika aku tak pernah membeli aqua botol di Toserba yang ada. Bagiku rasa air putih yang ada di kran hotel
dan areal publik lainnya tak terasa aneh. Ya,
rasanya sama saja dengan air botol kemasan yang dijual di toko. Atau bisa juga lidahku sudah
kebas sehingga sulit membedakan rasa air keran dengan air botol kemasan, hehe..
Bagi indera perasa ini, rasa air putih di kran sudah cukup nyaman terasa di tenggorokan. Rasanya pun segar dan
dingin.
Nah,
pengecualian terjadi bila ada pemberitahuan atau peringatan sebelumnya (caution) bila air di kran
tersebut tidak dapat diminum. Bila ada caution
itu, maka tentu
air itu tak aman untuk
diminum. Namun sepanjang tidak ada caution
maka air putih itu aman-aman saja dan layak untuk diminum.
So, selama di USA jangan khawatir
kehausan dan tekor pengeluaran lantaran membeli air minum, cukup penuhi botol
air minum dari kran yang ada di dekat kita, dan langsung minum tanpa khawatir
dan takut ada bakteri di dalamnya. Aman kok, Bismillah aja, saya sudah
membuktikan, dan selama di sana tak pernah kena diare, heheh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar